BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu Pengetahuan, teknologi dan Seni,
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca
indera, ilustrasi dan firasat,sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang
telahdiklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga
menghasilkankebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Dalamkajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu
bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai
spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam di sebut
generalis. Dengan keterbatasan kemampuanmanusia, maka sangat jarang di temukan
orang yang menguasai ilmu secara mendalam.Istilah teknologi merupakan produk
ilmu pengetahuan dalam sudut pandangbudaya dan teknologi merupakan salah satu
unsur budaya sebagai hasil penerapan praktisdari ilmu pengetahuan. Meskipun
pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristikobjektif dan netral, akan
tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karnamemiliki
potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan
dan kesejahtraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative
berupa ketimpang-timpangandalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas
teknologi dapat di gunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia atau di gunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni
adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya
manusia, karena seni itu di identik dengan keindahan.Seni yang lepas dari
nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalahnafsu bukan akal
dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang
kematangan jiwanya terus bertambah.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud Iman, Iptek, Amal sebagai ketentuan ?
b.
Apa yang dimaksud dengan Kewajiban menuntut dan
mengamalkan ilmu ?
c.
Apakah Tanggung jawab llmuan dan Seniman ?
d.
Bagaimana Peran Agama, Ipteks dalam kehidupan ?
1.3
Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan
dari penulisan makalah berjudul “Iman dalam Ilmu Pengetahuan , Teknologi dan
Seni” adalah membantu melihat permasalahan yang terjadi seperti :
a.
Memahami tentang Ilmu teknologi dan seni secara umum
b.
Mengerti tentang Iman, Iptek dan Amal sebagai ketentuan
c.
Lebih paham dengan kewajiban menuntut dan mengamalkan
ilmu
d.
Mengetahui tanggung jawab Ilmuan dan Seniman
e.
Memahami peran Agama, Ipteks dalam kehidupan
1.4
Manfaat Makalah
a.
Melatih siswa untuk bisa membuat makalah
b.
Bisa menjadi pedoman untuk belajar
c.
Dalam pembelajaran mahasiswa lebih cepat mengerti
karena sudah mencari materi terlebih dahulu
d.
Dapat membuka pemikiran Mahasiswa menjadi lebih luas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Iman, Ipteks, dan Amal sebagai
Kesatuan
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung
ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman adalah membenarkan
dan mengetahui adanya Tuhan dan
sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan
serta menjauhi segala larangan.Para sarjana berpandangan bahwa yang disebut
ilmu itu tidak hanyaterbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science)
saja,. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami,
bahwa Kitab suci itu merupakan sumber
pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). Jika hasil
teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri
dantujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena
itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan
kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Ada 4 hal pandangan dalam etos kerja
yaitu:
1.Niat
(komitmen) sebagai dasar nilai kerja
2.Konsep
ihsan dalam bekerja
3. Bekerja sebagai
bentuk keberadaan manusia
4. Orang beragama
yang kuat lebih disukai.
Gambarn keutuhan antara iman, Ipteks, amal sebagai kesatuan, perumpamaan
baik bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menupang tegaknya ajaran Agama, ilmu bagaikan batang pohon yang
mengeluarkan dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan
teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu
akan menghasilkan amal yang baik, bukan
kerusakan alam.
2.2
Kewajiban Menuntut dan
Mengamalkan Ilmu
Pengertian yang kita petik dari kata
ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah sehingga dapat
dikatakan suatu kewajiban. Harus kitasadari bahwa agama adalah merupakan
pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat,sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama
tidak semata ilmu yang menjurus kepadaurusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang
mengarah kepada duniawi.Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya
wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut
ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang
memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan)
akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.
2.3
Tanggung Jawab Ilmuwan dan
Seniman
Tanggung
jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atas sesuatu yang dipertanggung jawabkan. Istilah
tanggung jawab dalam bahasaInggris disebut responsibility atau dikenal dengan
istilah populer accountability,dalam bahasa agama disebut perhitungan.
2.3.1
Tanggung
Jawab Ilmuan
lmuan adalah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Tanggung jawab ilmuwan dalam
pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religious atau etis dan
social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya
tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan
etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya,
mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah
disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para
sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi,
menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga
dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari
orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung
jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda,
apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama
lumpuh
Agama tanpa
Ilmu Pengetahuan Buta “
Ilmuwan
merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat Kepada
seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasufenomena fisika,
matematis dan kehidupan social.Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas
seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan
mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka
kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada
masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada
dipundaknya.Ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir
yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang
keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah
wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan
mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya
kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad
besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi
lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana
manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama.
Oleh karena itu seorang ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya :
·
Prosedur ilmiah
·
Metode ilmiah
·
Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formal
yang ditempuh
·
Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar,
ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka
profesionalitas keilmuannya.
2.3.2
Tanggung Jawab Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang
merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni.
Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan
karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan
bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli
sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang
menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti
kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara
etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau
mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni
merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi
manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri
(obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang
mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
ü Teori
Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat
pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang mengamatinya.
Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
ü Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada
suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari
dalam diri si pengamat. Penganut teori ini diantaranya ; Henry Home, Edmund
Burke, dan Hard Ashely.
Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori
campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam suatu
hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang yang sedang
mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut indah, jika benda itu
punya sifat indah dan dikuatkan dengan perasaan seseorang.
2.4
Peran Agama dan IPTEK dalam Kehidupan
Kalau tantangan pertama adalah pluralisme dan tantangan kedua adalah
sekularisme, maka tantangan ketiga dalam hidup keagamaan di zaman ini
adalah individualisme. Kemajuan teknologi saat ini tidak hanya merambah ke
struktur kehidupan dari kebersamaan menjadi individualis. Sebetulnya mentalitas
hidup yang disebut individualisme sudah muncul sejak zaman pencerahan
(aufklarung), dengan semboyannya:”Beranilah berpikir sendiri!” Namun
perubahan ini juga merombak konsep manusia itu sendiri
(manusia diperbudak oleh teknologi). Perombakan itu juga mengakibatkan renggangnya hubungan manusia dengan Tuhan, perubahan ini juga merubah cara pandang manusia terhadap agama. Sehingga agama bukan lagi menjadi pedoman ataupun penerang dan penentram jiwa, melainkan hanya sebagai pelengkap atau formalitas saja. Akibat kondisi tersebut, maka timbullah asumsi bahwa agama perlu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dari masa ke masa. Namun proses ini tidaklah berjalan dengan baik, meskipun mengikuti proses berjalannya teknologi, banyak masalah yang terjadi. Ajaran-ajaran agama pada masa ini mulai memudar dan tak berbobot, di gereja terjadi penciutan iman, bagi kaum yang muda maupun yang tua, sehingga jumlah pengikutnya pun berkurang drastis. Salah satu alasannya adalah bahwa mereka tidak menulusi iman dan menganggap bahwa hal pokok adalah pekerjaan mereka, sedangkan agama hanyalah bagian sekunder dari hidup mereka.
(manusia diperbudak oleh teknologi). Perombakan itu juga mengakibatkan renggangnya hubungan manusia dengan Tuhan, perubahan ini juga merubah cara pandang manusia terhadap agama. Sehingga agama bukan lagi menjadi pedoman ataupun penerang dan penentram jiwa, melainkan hanya sebagai pelengkap atau formalitas saja. Akibat kondisi tersebut, maka timbullah asumsi bahwa agama perlu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dari masa ke masa. Namun proses ini tidaklah berjalan dengan baik, meskipun mengikuti proses berjalannya teknologi, banyak masalah yang terjadi. Ajaran-ajaran agama pada masa ini mulai memudar dan tak berbobot, di gereja terjadi penciutan iman, bagi kaum yang muda maupun yang tua, sehingga jumlah pengikutnya pun berkurang drastis. Salah satu alasannya adalah bahwa mereka tidak menulusi iman dan menganggap bahwa hal pokok adalah pekerjaan mereka, sedangkan agama hanyalah bagian sekunder dari hidup mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan teknologi dan
Seni merupakan suatu hal yang tidak
asing lagi didengear, karena setiap hari kita bisa mendengar hal tersebut, Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna. kesempurnaan ini membuat manusia
diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
yang telah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk kita dengan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan
melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa
3.1
Saran
Untuk mengembangkan IPTEKS
harus kita didasaRI dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dapat memberikan bagi kehidupan
serta lingkungan sekitar kita, dengan perkembangan IPTEK yang semakin
berkembang kita harus tetap menjaga nilai Agama. Dan Seni yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiarja, A.2006. AGAMA (DI ZAMAN) YANG
BERUBAH, Yogyakarta : Kanisius
Mulder, MR, D, C.1989.IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN, Jakarta
: Gunung Mulia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS
yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal yang
baik, bukan kerusakan alam.
TERIMA KASIH
Menurut anda, bagaimana dgn perkembangan IPTEK di masa kini?
BalasHapusKOSMETIK
Hapus✔ Alat Pembesar Payudara
ALAT BANTU SEX PRIA
✔ Boneka Full Body
✔ Vagina Getar Goyang Suara
✔ Vagina Ngangkang Getar Suara
✔ Vagina Elektrik
ALAT BANTU SEX WANITA
✔ Penis Tempel Manual
✔ Penis Maju Mundur
✔ Penis Ikat Pinggang
✔ Penis Elektrik
✔ Penis Sakky Elektrik
✔ Penis Kelabang
OBAT KUAT SEX
✔ Obat Impoten
✔ Obat Kuat Viagra
✔ Obat Kuat Sex
✔ Obat Tahan Lama
✔ Obat Kuat Tahan Lama
✔ Obat Kuat Oles
KONDOM SILIKON
✔ Kondom Sambung Jumbo
✔ Kondom Silikon
✔ Kondom Getar
✔ Kondom Lele Berduri
✔ Kondom Mutiara
✔ Kondom Berotot
✔ Ring Penis
Terima Kasih Mira atas Feedback, Menurut saya saat ini perkembangan iptek mulai berkembang dalam bidang teknologi tetapi perlu ditekankan agar tidak melupakan ajaran agama dan dalam melakukan segala hal seperti mengikuti zaman tetap pada ajaran agama. karena informasi teknologi itu seni dan saling berhubungkan, seperti ada bias bayangkan dengan pohon diatas .
BalasHapusverry nice sekr blognya
BalasHapusApakah sutar mendapat manfaatnya ?
Hapus