Paradise Of Bali

Paradise Of Bali

Sabtu, 21 Februari 2015

Makalah Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan, teknologi dan Seni, Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indera, ilustrasi dan firasat,sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telahdiklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkankebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalamkajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam di sebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuanmanusia, maka sangat jarang di temukan orang yang menguasai ilmu secara mendalam.Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandangbudaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktisdari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristikobjektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karnamemiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahtraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpang-timpangandalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat di gunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau di gunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di identik dengan keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalahnafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

1.2             Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud  Iman, Iptek, Amal sebagai ketentuan ?
b.      Apa yang dimaksud dengan Kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu ?
c.       Apakah Tanggung jawab llmuan dan Seniman ?
d.      Bagaimana Peran Agama, Ipteks dalam kehidupan  ?

1.3             Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah berjudul “Iman dalam Ilmu Pengetahuan , Teknologi dan Seni” adalah membantu melihat permasalahan yang terjadi  seperti :
a.       Memahami tentang Ilmu teknologi dan seni secara umum
b.      Mengerti tentang Iman, Iptek dan Amal sebagai ketentuan
c.       Lebih paham dengan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu
d.      Mengetahui tanggung jawab Ilmuan dan Seniman
e.      Memahami peran Agama, Ipteks dalam kehidupan

1.4             Manfaat Makalah
a.       Melatih siswa untuk bisa membuat makalah
b.      Bisa menjadi pedoman untuk belajar
c.       Dalam pembelajaran mahasiswa lebih cepat mengerti karena sudah mencari materi terlebih dahulu
d.      Dapat membuka pemikiran Mahasiswa menjadi lebih luas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan 
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman adalah membenarkan dan mengetahui adanya Tuhan  dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.Para sarjana berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanyaterbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja,. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa  Kitab suci itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dantujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya. Ada 4 hal pandangan  dalam etos kerja yaitu:
1.Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja
2.Konsep ihsan dalam bekerja
3. Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia
4. Orang beragama yang kuat lebih disukai.
Gambarn keutuhan antara iman, Ipteks, amal sebagai kesatuan,  perumpamaan  baik bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Agama, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal yang baik,  bukan kerusakan alam.
2.2              Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Pengertian yang kita petik dari kata ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kitasadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat,sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepadaurusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.

2.3              Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman 
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atas  sesuatu yang dipertanggung jawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasaInggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability,dalam bahasa agama disebut perhitungan.
2.3.1        Tanggung Jawab Ilmuan
lmuan adalah orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat Kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasufenomena fisika, matematis dan kehidupan social.Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya.Ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama. Oleh karena itu seorang ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya :
·         Prosedur ilmiah
·         Metode ilmiah
·         Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh
·         Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.
2.3.2        Tanggung Jawab Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
ü  Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
ü   Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si pengamat. Penganut teori ini diantaranya ; Henry Home, Edmund Burke, dan Hard Ashely.
Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam suatu hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang yang sedang mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut indah, jika benda itu punya sifat indah dan dikuatkan dengan perasaan seseorang. 
2.4              Peran Agama dan IPTEK  dalam Kehidupan
Kalau tantangan pertama adalah pluralisme dan tantangan kedua adalah sekularisme,  maka tantangan ketiga dalam hidup keagamaan di zaman ini adalah individualisme. Kemajuan teknologi saat ini tidak hanya merambah ke struktur kehidupan dari kebersamaan menjadi individualis. Sebetulnya mentalitas hidup yang disebut individualisme sudah muncul sejak zaman pencerahan (aufklarung), dengan semboyannya:”Beranilah berpikir sendiri!”  Namun perubahan ini juga merombak konsep manusia itu sendiri
(manusia diperbudak oleh teknologi). Perombakan itu juga mengakibatkan renggangnya hubungan manusia dengan Tuhan, perubahan ini juga merubah cara pandang manusia terhadap agama. Sehingga agama bukan lagi menjadi pedoman ataupun penerang dan penentram jiwa, melainkan hanya sebagai pelengkap atau formalitas saja. Akibat kondisi tersebut, maka timbullah asumsi bahwa agama perlu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dari masa ke masa. Namun proses ini tidaklah berjalan dengan baik, meskipun mengikuti proses berjalannya teknologi, banyak masalah yang terjadi. Ajaran-ajaran agama pada masa ini mulai memudar dan tak berbobot, di gereja terjadi penciutan iman, bagi kaum yang muda maupun yang tua, sehingga jumlah pengikutnya pun berkurang drastis. Salah satu alasannya adalah bahwa mereka tidak menulusi iman dan menganggap bahwa hal pokok adalah pekerjaan mereka, sedangkan agama hanyalah bagian sekunder dari hidup mereka.
BAB III
PENUTUP

3.1           Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan teknologi  dan Seni  merupakan suatu hal yang tidak asing lagi didengear, karena setiap hari kita bisa mendengar hal tersebut, Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna. kesempurnaan ini  membuat manusia diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

3.1             Saran
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasaRI dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa  agar dapat memberikan  bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita, dengan perkembangan IPTEK yang semakin berkembang kita harus tetap menjaga nilai Agama. Dan Seni yang kita miliki.

DAFTAR PUSTAKA
Sudiarja, A.2006. AGAMA (DI ZAMAN) YANG BERUBAH, Yogyakarta : Kanisius
Mulder, MR, D, C.1989.IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN, Jakarta : Gunung Mulia

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal yang baik,  bukan kerusakan alam.




 

TERIMA KASIH


5 komentar:

  1. Menurut anda, bagaimana dgn perkembangan IPTEK di masa kini?

    BalasHapus
  2. Terima Kasih Mira atas Feedback, Menurut saya saat ini perkembangan iptek mulai berkembang dalam bidang teknologi tetapi perlu ditekankan agar tidak melupakan ajaran agama dan dalam melakukan segala hal seperti mengikuti zaman tetap pada ajaran agama. karena informasi teknologi itu seni dan saling berhubungkan, seperti ada bias bayangkan dengan pohon diatas .

    BalasHapus